Halaman

Kamis, 21 Februari 2013

Rohmad Dalam Sedekah



Begitu banyak tanda yang menunjukkan kebesaran rohmat Alloh SWT. kepada kita. Alangkah ruginya bila kita tak mau berfikir, berangan-angan sehingga kita menyia-nyiakan dan mengabaikannya. Sungguh celaka bagi orang-orang yang tertipu dengan manisnya kehidupan didunia, sehingga lupa akan akhirotnya. Padahal Alloh SWT. melipat gandakan kebaikan dan tidak melipat gandakan keburukan.
Alloh SWT. bersabda:
مَنْ جَآءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ، عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَنْ جَآءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلاَّ مِثْلَهَا وَهُمْ لاَ يُظْلَمُوْنَ (160)
Artinya:             "Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)." (Q.S. Al-An'aam, Ayat 160)
Betapa rugi diri yang tak memahami betapa besarnya rahmat Alloh SWT. dibalik syariat-Nya dan atas orang-orang yang menghamba kepada-Nya. Kemudian atas dasar apa kita menunda-nunda dalam beribadah pada-Nya? Sedangkan Rosululloh saw. telah menjenjelaskan betapa baiknya Alloh SWT. kepada hamba-hambanya-Nya.
Tatkala Alloh SWT. menciptakan makhluk maka Alloh telah menetapkan atas diri-Nya sendiri dalam sebuah kitab yang di atas 'Arsy, bahwa: "Rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku." (Dalam riwayat lain: "Rahmat-Ku mendahului murka-Ku") (H.R. Bukhori-Muslim)
Juga dijelaskan dalam hadits, bahwa: dihadapkan kepada Rosululloh  saw. beberapa orang tawanan, tiba-tiba ada seorang wanita dalam tawanan itu yang bingung mencari anaknya, setiap ia melihat anak kecil dalam tawanan itu diangkatnya lalu ditetekinya. Maka Rosululloh saw. bersabda, "Apakah kamu kira wanita itu akan memasukkan anaknya ke dalam api neraka?" Jawab sahabat, "Demi Alloh, tidak akan." Maka Rosululloh saw. bersabda, "Demi Alloh, Alloh lebih kasih kepada hamba-hamban-Nya melebihi kasih sayang wanita itu ada anaknya." (H.R. Bukhori-Muslim)
Hal ini menjelaskan, bahwa semua perintah Alloh SWT. termasuk kewajiban zakat, bukan sesuatu yang akan menyulitkan dan memberatkan manusia, namun didalamnya terdapat rohmat Alloh SWT bagi yang menaatinya. Lalu apa yang membuat orang-orang kaya menahan kewajiban zakatnya selain ambisi duniawi yang menipu?
Zakat adalah perintah Alloh yang Agung
Dalam surat Al-Bayyinah ayat 5, Alloh SWT. bersabda:
وَمَآ اُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوْا الصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوْا الزَّكَوٰةَ ۚ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ (5)
Artinya:             "Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus." (Q.S Al-Bayyinah, ayat 5)
Ayat tersebut menjelaskan agar manusia ikhlas dalam beribadah menghambakan diri pada Alloh SWT. yang dilanjutkan dengan perintah sholat dan zakat sebagai wujud kebenaran iman seorang hamba.
Seseorang mengakui beriman, akan tetapi ia enggan mendirikan sholat dan membayar zakat, maka pengakuannya adalah dusta. Sebagai tanda kebenaran pengakuan iman seseorang kepada Alloh SWT. adalah ia mematuhi dan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, termasuk mendirikan sholat dan membayar zakat. Ia menunaikan hak Alloh SWT. dengan ibadah sholat, dan menunaikan hak manusia lain dengan memberikan sebagian hartanya.
Kebenaran iman seseorang tidaklah cukup hanya dengan menunaikan hak Alloh SWT. saja sementara ia tidak mau tahu hak-hak makhluk Alloh yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar